Tentang Lookwood dan EMI

EMI, singkatan dari Electrical Mechanical Instruments, dipimpin oleh seorang ningrat Inggris, yaitu Sir Joseph Lockwood, dan merupakan salah satu produsen elektronik paling besar untuk keperluan militer Inggris. Martin adalah direktur cabang EMI, Parlophone. Dalam pertengahan tahun 60-an, EMI yang sekarang disebut Thorn EMI, membentuk sebuah divisi musik yang karyawannya berjumlah 74,321 orang, hasil penjualan setiap tahunnya mencapai $3.19 milyar. EMI juga merupakan anggota kunci intelijen militer Inggris.


Setelah Perang Dunia II, pada tahun 1945 EMI Produksi Eropa dipimpin oleh Walter Legge, ia membuat lusinan kontrak dengan musisi dan penyanyi klasik Jerman yang sedang bulur, namun pada hakekatnya mengambil alih kontrol rekaman musik klasik, Para musisi klasik yang seharusnya memelihara dan menampilkan tradisi Beethoven dan Brahms, disingkirkan, sementara mantan anggota "Nazi Party" dipromosikan. Legge menandatangani kontrak dan merekam musik klasik seorang mantan anggota Nazi, Herbert Von Karajan, mempromosikan statusnya menjadi superstar, sementara konduktor besar seperti Wilhelm Furtwangler diabaikan.

Dari awal, EMI membuat mitos mengenai the Beatles' dengan mempopularitaskan secara besar-besaran. Pada bulan Agustus 1963, dalam penampilan pertama di televisi utama mereka di London Palladium, ribuan penggemarnya diduga rusuh. Hari berikutnya setiap surat kabar di Inggris Raya di halaman depannya memuat gambar dan berita yang menyatakan bahwa "Polisi melerai untuk menahan 1,000 orang remaja yang berteriak-teriak." Namun, gambar yang ditampilkan pada setiap surat kabar yang dapat dilihat dari dekat ternyata hanya tiga atau empat orang saja "remaja yang berteriak-teriak" Menurut seorang juru kamera yang berada di tempat kejadian, mengatakan bahwa itu cerita tipuan. "Tidak ada kekacauan di sana. Saya berada disana. Kami melihat delapan anak perempuan, bahkan kurang dari delapan." (Philip Norman, Shout! The Beatles in Their Generation, p. 188)

Pada bulan Pebruari tahun 1964, mitos the Beatles memukul Amerika Serikat, lengkap dengan kekacauan yang direkayasa di Kennedy Airport. Untuk memulai perjalanan keliling pertama the Bratles, media membuat ceritera sebagai salah satu kejadian yang penontonnya paling banyak sepanjang sejarah. Dalam dua minggu berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya, pada acara Ed Sullivan Show, lebih dari 75 juta orang Amerika menonton the Beatles sambil menggoyangkan kepala dan badan mereka, dengan gaya ritus, yang tidak lama kemudian ditiru oleh ratusan kelompok band rock.

Sekembalinya ke Inggris, the Beatles mendapat penghargaan dari aristokrasi Inggris yang menilai mereka bekerja sangat baik. Pada bulan Oktober 1965, keempat personel the Beatles dilantik menjadi anggota Ordo Chivalry - the Order of Chivarly - yang secara pribadi dianugerahi anggota kehormatan Kerajaan Inggris oleh Ratu Elizabeth di istana Buckingham.

Up from the Dregs: The Rolling Stones

Dewasa ini penghargaan atas keaslian musik "heavy metal rock" yang jelas merupakan aliran Setan, beralih kepada kelompok musisi Inggris, the Rolling Stones. Naiknya keberuntungan mereka berhubungan erat dengan apa yang diraih oleh the Beatles.

The Stones, sebagaimana mereka menyebutnya, secara luas berkarakteristik seperti pasangannya the Beatles. "The Stones" "berarti,'' "kotor" dan "suka menentang," sedangkan the Beatles adalah rapi "Fab Four." Meskipun nampaknya pesaing, kedua-duanya sama, dua sisi dari operasi yang sama. Lagu hit pertama The Rolling Stones' sebenarnya ditulis oleh the Beatles, dan adalah anggota the Beatles, George Harrison yang menyiapkan aransemen untuk kontrak rekaman pertamanya.

Dengan mengikuti rencana permainan yang sama sebagaimana dilakukan oleh the Beatles, dalam musim semi pada tahun 1963, the Rolling Stones muncul dalam sebuah pertunjukan televisi keluarga yang paling populer di Inggris, yaitu Thank Your Lucky Stars. Hanya waktu ini, reaksi oleh penonton setengah baya sangat berbeda dibandingkan terhadap the Beatles. Ratusan surat yang berisi kemarahan dikirim, dengan khas menyatakan "Adalah memalukan dimana orang canggung berambut gondrong seperti ini diizinkan untuk tampil di televisi. Kemunculan mereka benar-benar menjiijikkan."

Programnya bagaimanapun juga telah memberikan efek persis seperti direncanakan. Manajer The Rolling Stones', Andrew Oldham merespon dengan bangganya. "Dia mengatakan bahwa kelompok the Rolling Stones akan membuat Anda persis bertolak belakang dengan baik, bersih, rapih seperti the Beatles. Dan semakin orang tua membenci Anda, anak-anak akan semakin mencintaimu. (Tony Sanchez, Up and Down With the Rolling Stones, p.17)

Pada tahun 1964, the Rolling Stones muncul dalam acara Ed Sullivan Show, sebagaimana dilakukan oleh the Beatles sebelumnya. Meskipun saat itu penggemar the Rolling Stones merusak gambar pemandangan di studio televisi dengan merobek-robeknya. Sullivan mengatakan setelah kejadian itu, "Saya berjanji kepada Anda, mereka tidak akan pernah kembali dalam acara kita. "Namun, publisitasnya persis seperti yang diinginkan. Dalam beberapa bulan saja, rekaman the Rolling Stones terjual jutaan kopi.

Rencananya saat ini adalah menggunakan keduanya, baik the Beatles maupun the Rolling Stones sebagai alat untuk merubah keseluruhan generasi menjadi pengikut-pengikut berhala dari the New Age, para pengikutnya dapat dibentuk menjadi kader gerakan Setan di masa mendatang dan menyebarkannya di sekolah-sekolah kita, pelaksana hukum dan pimimpinan politik.

Enter Satan

Dalam sebuah buku berjudul "The Ultimate Evil", ditulis oleh pengarang-penyelidik Maury Terry menuliskan bahwa antara tahun 1966-1967, pemuja Setan dari the Process Church, "mencari the Rolling Stones dan the Beatles untuk direkrut" Selama perioda ini, Terry melaporkan bahwa sebuah foto Marianne Faithfull, pacar lama pimpinan the Rolling Stones, Mick Jagger muncul dalam satu penerbitan the Process Magazine. Pose gambarnya terlentang, seolah-olah mati, sambil menggenggam setangkai bunga mawar. Terry melanjutkan lagi mengenai pemujaan the Process Church dalam berbagai pembunuhan Charles Manson and Son of Sam. Adalah mantan pengacara the Process Church, John Markham yang baru-baru ini melaksanakan pengadilan tertutup melawan Lyndon LaRouche.

Sebuah mata rantai kunci antara the Rolling Stones dan the Process Church adalah Kenneth Anger, seorang pengikut "pendiri" aliran Setan modern, Aleister Crowley. Anger dilahirkan pada tahun 1930, dengan seorang anak yang menjadi bintang film Hollywood, sebagai seorang murid setia Crowley.

Crowley dilahirkan pada tahun 1875 dan disebut sebagai "Great Beast." Dia diketahui mempraktekan ritus pengorbanan anak secara teratur, dalam perannya sebagai imam tinggi Setan atau "Magus." Crowley mati pada tahun 1947 sebagai akibat komplikasi dari kecanduan heroin yang sangat besar. Sebelum mati, dia berhasil mendirikan Satanic covens di banyak kota di Amerika Serikat, termasuk di Hollywood. Anger, seperti juga Crowley, adalah seorang Magus, dan tampak sebagai ahli waris Crowley.

Anger baru berusia tujuhbelas tahun ketika Crowley mati. Pada tahun yang sama, 1947, Anger telah memproduksi dan menyutradarai film. Produksi filemnya dinilai oleh standar perfileman masa kini, karyanya berbau setan murni.

Selama tahun 1966-1967, ketika the Process Church dilaporkan untuk melakukan perekrutan di London, Anger juga tampil di depan umum. Pengarang Tony Sanchez menggambarkan the Rolling Stones', Mick Jagger dan Keith Richard, termasuk pacar mereka Marianne Faithfull serta Anita Pallenburg, "mendengarkan dengan terpesona sewaktu Anger menyesuaikan gelombang mereka ke dalam energi dan ide-ide Crowley." (Tony Sanchez, Up and Down With the Rolling Stones, p.155)

Sementara itu di Inggris, Anger membuat film yang didekasikan kepada Aleister Crowley, dengan judul Lucifer Rising. Film tersebut membawa bersama-sama the Process Church, pemujaan the Manson Family dan the Rolling Stones. Musik untuk film tersebut dikomposisikan oleh Mick Jagger. Pengikut the Process Church, Marianne Faithfull sedang melakukan perjalalan ke Mesir untuk berpartisipasi dalam penggambaran sebuah film, a Black Mass. Peran Lucifer dimainkan oleh seorang gitaris dari sebuah kelompok musik rock California, Bobby Beausoleil. Beausoleil adalah salah seorang anggota the Manson Family, dan pasangan homoseks Anger.

Setelah beberapa bulan pembuatan film di bawah arahan Anger di Inggris, Beausoleil kembali ke California untuk melakukan rangkaian pertama pembunuhan mengerikan keluarga Manson. Beausoleil kemudian ditangkap dan menjalani hukuman seumur hidup di penjara bersama-sama dengan Manson. Setelah kehilangan bintang pertunjukkannya, Anger kemudian meminta Mick Jagger untuk memainkan peran Lucifer. Dia pada akhirnya menetapkan Anton La Vey, pengarang the Satanic Bible dan kepala Gereja Setan Pertama - the First Church of Satan - untuk memainkan peran sebagai Lucifer. Filmnya diedarkan dalam tahun 19169 dengan judul Invocation To My Demon Brother.

Di London, Anger berhasil merekrut Anita Pallenberg, salah seorang pacar the Rolling Stones menjadi pengikut Setan. Pallenberg bertemu dengan the Rolling Stones pada tahun 1965. Dia dengan segera memulai hubungan seksual dengan tiga dari kelima personel the Rolling Stones.

Anger memberikan komentar kepada Anita, katanya, "Saya percaya bahwa Anita, menginginkan sebuah kata yang lebih baik, ahli sihir wanita ... Seorang tukang sihir ... Satuan okult didalam the Rolling Stones adalah Keith dan Anita...dan Brian. Anda paham, Brian adalah ahli sihir juga."

Salah seorang dari teman kelompoknya, Tony Sanchez, menulis mengenai Pallenberg dalam bukunya, "Up and Down with the Rolling Stones", "Dia kerasukan black magic dan mulai membawa sebuah untaian bawang putih yang dibawanya kemana-mana -- sampai ke tempat tidur -- untuk melindungi diri dari vampir-vampir penghisap darah. Dia juga mempunyai sebuah alat aneh kuno yang misterius untuk mengocok air suci yang dia gunakan sebagiannya untuk ritus-ritus agamanya. Upacara yang dilakukannya menjadi semakin rahasia, dan dia memperingatkan saya untuk tidak menyela sama sekali ketika dia membacakan sebuah mantera.(Tony Sanchez, Up and Down WIth the Rolling Stones, p.159)

Dia melanjutkan, "Di dalam kamar tidurnya dia menyimpan sebuah patung berbentuk dada yang sangat besar yang terukir dan banyak hiasan, yang dijaganya dengan ketat, saya mengira patung itu tempat menyembunyikan narkobanya. Pada suatu hari ketika rumah kosong, saya memutuskan untuk mengintip sebentar ke dalam. Saya periksa lacinya yang dipenuhi dengan carikan tulang, kulit dan bulu berkerut binatang-binatang aneh." (Tony Sanchez, Up and Down With the Rolling Stones, p.159)

Pada tahun 1980, penjaga rumah Keith Richard yang berusia 17 tahun di New England Estate ditemukan mati ditembak di atas tempat tidur Anita Pallenberg. Kematian disebabkan bunuh diri dengan menggunakan senjata Pallenberg. Letak rumah Keith Richard berada di dekat East Cost, kantor pusat the Process Church. Menurut sebuah tulisan dalam koran Inggris Midnite, seorang pejabat polisi Connecticut, Michael Passaro, yang diberitanggung jawab mengenai kasus "bunuh diri" tersebut, melaporkan mendengarkan "nyanyian aneh" dari hutan yang jaraknya seperempat mil dari rumah Keith Richard.

Selanjutnya masih menurut koran Midnite, "Di wilayah tersebut telah berlangsung beberapa kali ritus agama aneh pengikut Setan selama kurun waktu lima tahunan ini. Seorang wartawan lokal menegaskan mengenai perjangkitan okultisme yang 'berharga untuk orang menarik Asamya'. - to 'rich people taking Acid.'

Pada tahun 1967, dalam merefleksikan hubungannya dengan Anger dan the Process Church, the Rolling Stones mengeluarkan album rock pertama mereka yang secara terbuka memuji Setan, dengan judul, Their Satanic Majesties Request - Permintaan Setan Yang Mulia. Beberapa bulan sebelumnya, the Beatles telah mengeluarkan album pertama mereka yang didedikasikan untuk mempromosikan obat-obat bius psikedelik - psychedelic drugs, yang berjudul Sargeant Pepper Lonely Hearts Club Band. Albumnya berisi sebuah versi fantasi dari sebuah perjalanan LSD, disebut "Lucy in the Sky with Diamonds", atau L.S.D. untuk menyingkatnya. Dan albumnya menjadi top seller.

Jelas sekali, album the Beatles didedikasikan kepada Aleister Crowley, pengikut Setan (gambar sebelah kiri). Albumnya dikeluarkan setelah 20 tahun menjelang hari kematian Crowley pada tahun 1947, dan lagunya dimulai dengan lirik, "Hari ini dua puluh tahun yang lalu..." Cover albumnya menampilkan gambar Crowley.

Satu bulan setelah albumnya dikeluarkan, the Beatles mengejutkan dunia dengan mengumumkan di depan umum bahwa mereka secara teratur memakai LSD. Anggota the Beatles, Paul McCartney, dalam sebuah wawancara dengan majalah Life mengatakan, "LSD membuka mata saya. Kita hanya menggunakan sepersepuluh dari otak kita." Mereka juga di depan umum menuntut supaya melegalkan pemakaian ganja.

Kucing saat ini sudah keluar dari karung, protes sedikit dan minor. Di Inggris, BBC melarang pemutaran lagu "A Day in the Life," dan di Amerika Serikat, Gubernur Maryland, Spiro T. Agnew yang kemudian terseret skandal Watergate, meluncurkan kampanye melarang lagu "Lucy in the Sky With Diamonds."