Rekaman Pembicaraan antara Hitler dan Imam Husseini.

Diposting oleh AsaLajE Sabtu, 12 Maret 2011


Grand Mufti dan Hitler


Haji Amin al-Husseini, pemimpin Arab Palestina yg paling berpengaruh tinggal di Jerman selama Perang Dunia II. Ia bertemu Hitler, Ribbentrop dan pemimpin Nazi lainnya pada berbagai kesempatan dan mencoba mengkoordinasi kebijakan Nazi dan Arab di Timur Tengah.
Rekaman pembicaraan antara sang Fuhrer dan the Grand Mufti of Jerusalem pada tgl 28 November, 1941, di hadapan Menlu Nazi and Menteri Grobba di Berlin.
The Grand Mufti mulai dgn mengucapkan terima kasih pada Fuhrer atas kehormatan ini. Ia ingin menggunakan kesempatan ini utk menyampaikan kpd sang Fuhrer, YANG DIKAGUMI SELURUH DUNIA ARAB, terima kasih atas simpati yg selalu ditunjukkan Hitler atas dunia Arab dan khususnya soal Palestina dan yang sering dirujuknya dalam pidato2 umumnya. Negara2 Arab sangat yakin pada kemenangan Jerman dalam perang dan bahwa tujuan Arab akan tercapai.
Grand Mufti bersama tentara Islam Bosnia 
Arab adalah teman alamiah Jerman karena mereka memiliki musuh yg sama, yaitu Inggris, Yahudi dan Komunis. Karena itu Arab siap utk bekerja sama dgn Jerman dgn segala hati dan siap berpartisipasi dlm perang, tidak hanya secara NEGATIF melalui tindakan SABOTASE dan PEMICUAN REVOLUSI, tetapi juga secara positif dgn pembentukan pasukan Arab. Arab akan bermanfaat bagi Jerman sbg sekutu mengingat alasan geografis dan penderitaan yang disebabkan Inggris dan Yahudi. Terlebih lagi, Jerman memiliki hubungan dekat dgn negara2 Muslim, yang bisa dimanfaatkan bagi kepentingan bersama. Pasukan Arab mudah dibentuk. Dgn satu permintaan saja dari sang Mufti kpd negara2 Arab dan tawanan kebangsaan Arab, Aljazair, Tunisia dan Maroko di penjara2 Jerman akan menghasilkan jumlah besar sukarelawan siap tempur.
Dunia Arab sudah sangat yakin akan kemenangan Jerman, bukan hanya karena Nazi memiliki tentara besar, tentara berani dan pemimpin militer jenius, tetapi juga karena TUHAN YANG MAHA KUASA TIDAK AKAN PERNAH MEMBERIKAN KEMENANGAN KEPADA TUJUAN TIDAK BENAR (INGGRIS/YAHUDI).
Dalam perjuangan ini, Arab ingin mencapai kemerdekaan dan kesatuan Palestina, Syria, dan Iraq. Mereka memiliki keyakinan bulat dalam Fuhrer.
Penyambutan Grand Mufti Saat tiba di Jerman
Sang Mufti lalu menyebut surat yang diterimanya dari Jerman yang mengatakan bahwa Jerman tidak menahan wilayah Arab, mengakui aspirasi kemerdekaan dan kebebasan Arab dan juga mendukung penghancuran tanah air Yahudi.
Tapi diperlukan suatu deklarasi umum yang akan sangat berguna bagi EFEK PROPAGANDA terhdp bangsa2 Arab pada saat ini. Ini akan membangunkan Arab dari kemalasan mereka dan memberikan mereka semangat baru. Ini juga memudahkan pekerjaan Mufti dlm mengorganisasikan Arab secara rahasia dan memberikan jaminan kpd Arab yang dgn disiplin ketat dan sabar akan menunggu waktunya utk menyerang, menunggu perintah dari Berlin.
Sehubungan dgn peristiwa di Iraq, sang Mufti melihat bahwa kaum Arab di Jerman tidak dipicu oleh Jerman utk menyerang Inggris tetapi mereka hanya bereaksi atas serangan Inggris terhdp kehormatan mereka.
Orang Turki, ia percaya, akan menyambut baik pembentukan pemerintahan Arab di kawasan2 tetangga karena mereka LEBIH MENYUKAI NEGARA ARAB YANG LEMAH KETIMBANG PEMERINTAH EROPA YANG KUAT DI NEGARA2 TETANGGA dan, mengingat jumlah penduduk Turki sebanyak 7 juta Arab, Jerman tidak perlu takut akan ke 1,7 juta Arab yg menduduki Syria, Transjordan, Iraq dan Palestina.
Perancis juga tidak memiliki keberatan atas rencana persatuan ini karena Perancis sendiri memberikan kemerdekaan kpd Syria sejak 1936 dan memberikan persetujuan atas unifikasi Iraq and Syria dibawah raja Faisal sedini th 1933.
Untuk itu, sang Mufti mengulangi kembali permintaannya agar Fuhrer mau mengeluarkan pernyataan umum agar Arab tidak akan kehilangan harapan. Dgn harapan macam itu, Arab, katanya, mau menunggu. Mereka tidak memaksakan terwujudnya aspirasi mereka dgn segera; mereka bisa menunggu selama 1/2 tahun atau 1 tahun penuh. Tetapi jika mereka tidak diinspirasi oleh harapan bagi adanya deklarasi ini, diperkirakan manfaatnya justru akan didapatkan pihak Inggris.
Sang Fuhrer menjawab bahwa sikap fundamental Jerman atas pertanyaan2 ini, spt dikatakan Mufti sendiri, sudah jelas. Jerman berketetapan utk melancarkan perang tidak berkompromi terhdp Yahudi. Ini otomatis termasuk oposisi aktif melawan negara nasional Yahudi di Palestina. 


Bentuk kerja sama Hitler dan Mufti

Foto Amin Al Husseini dalam seragam sbg tentara kerajaan Ottoman. Ia ditugaskan ke Smyrna dimana jutaan orang Kristen Armenia dibantai oleh tentara Ottoman. Kekalahan Ottoman dan diakhirinya kekuasaan Islam oleh pemimpin sekuler Turki, Kemal Ataturk, membuatnya menyimpan rasa dendam.
 
 
The Fuhrer kemudian membuat pernyataan ini kepada sang Mufti, mengajaknya utk ikut serta dgn segala kemauan hati yg mendalam:
  1. Ia (the Fuhrer) akan meneruskan perang PENGHANCURAN TOTAL bagi kekuasaan Yudeo-Komunis di Europe.
  2. tentara Jerman akan mencapai bagian selatan Caucasia.
  3. Begitu ini terjadi, the Fuhrer sendiri akan memberikan jaminan kpd dunia Arab bahwa detik pembebasan mereka sudah tiba. Satu2nya tujuan Jerman adalah penghancuran elemen Yahudi di kawasan Arab.
Pada detik itu pula, sang Mufti akan menjadi juru bicara dunia Arab yg paling otoritatif. Maka adalah tugasnya utk memulai operasi Arab, yg sudah dipersiapkannya secara rahasia.
Begitu Jerman memaksa dibukanya jalur ke Iran dan Iraq lewat Rostov; maka inilah permulaan diakhirinya kekuasaan dunia Inggris. Ia (the Fuhrer) berharap bahwa tahun mendatang memungkinkan Jerman utk menembus gerbang Caucasia ke Timur Tengah. Demi kebaikan bersama, lebih baik jika proklamasi kpd dunia Arab ditunda beberapa bulan lagi, kalau2 Jerman mengalami kesulitan dan tidak dapat membantu Arab.
The Fuhrer menghargai penuh semangat Arab bagi adanya sebuah pernyataan umum spt yg diminta sang Grand Mufti. Tapi diingatkannya bahwa ia sendiri (the Fuhrer) ketika masih menjabat Menteri Negara Reich Jerman selama 5 tahun tidak dapat mengumumkan kpd negaranya sendiri ttg upaya pembebasan bagi mereka. Ia harus menunggu sampai terbentuknya kekuatan militer.
Begitu divisi tank dan skuadron udara Jerman menampakkan diri di bagian selatan Caucasus, maka deklarasi umum yg diminta Grand Mufti ini baru akan disebarkan diseluruh dunia Arab.
Grand Mufti menjawab bahwa ia yakin semuanya akan berlangsung spt yg dikatakan the Fuhrer. Namun ia bertanya apakah, paling tidak secara rahasia, diadakan persetujuan dgn Jerman ttg hal yg baru ia paparkan pada the Fuhrer ini.
The Fuhrer menjawab bahwa persisnya deklarasi rahasia spt itulah yang baru saja diberikannya kpd sang Grand Mufti. :oops:
The Grand Mufti akhirnya mengucapkan terima kasih dan meninggalkan the Fuhrer dgn kepercayaan penuh atas interesnya pada tujuan dunia Arab. 



Bagaimana?? Apakah Anda masih percaya dengan propaganda tentang bururknya Nazi??